Dengan niat yang mantap, kumulai hari ini agar lebih baik dari yang kemarin. Aku berangkat dari rumah jam setengah tujuh pagi, lebih cepat sepuluh menit dari hari kemarin. Hal ini kulakukan semata-mata untuk mengejar keberangkatan kereta yang lebih pagi, jam 7.10 waktu stasiun Tebet. Rasa optimis bernaung di pikiranku untuk bisa sampai di tempat tujuan tepat waktu. Tidak ada gejala-gejala aneh yang timbul selama perjalanan menuju stasiun yang dapat mengganggu ketenangan jiwaku.
Namun, apa daya ketika sampai di stasiun Tebet. Aku melihat jarum panjang stasiun setempat menunjuk ke angka 3. Ahhh, telaaatt!!! Teriak batinku. Untungnya di sana aku dipertemukan dengan seorang sahabat SMA, Rizky aku memanggilnya. Dengan senyum, dia bertanya padaku, "Kuliah jam berapa, Dim?" Pertanyaan yang biasa terlontarkan kepada mahasiswa untuk basa-basi. "Jam delapan", jawabku dengan ekspresi muka sedikit gelisah. "Telat nih, kereta ekonomi berikutnya datang jam delapan kurang dikit", aku menambahkan jawaban sebelumnya.
Dia mengusulkan untuk naik kereta ekspress, tapi aku masih berkelit hati untuk tetap naik kereta ekonomi. "Kita tunggu sampai jam setengah delapan lebih dikit, kalau kereta ekonomi belum lewat juga baru beli tiket ekspress", tandasku dengan sedikit rasa optimis mengingat pengalaman kemarin telatnya dua puluh menit kedatangan kereta ekonomi dari jadwal biasa jam setengah delapan lebih sedikit.
Menit-menit berlalu dengan perbincangan antara aku dan Rizky diselingi dengan pertanyaanku tentang waktu saat itu. Akhirnya waktu sudah menunjukkan jam 7.34, tapi kereta ekonomi belum menunjukkan kedatangannya. Petugas stasiun masih belum memberitahu keberadaan kereta yang ditunggu-tunggu tersebut. Seorang sahabat ikut bergabung dalam perbincangan kami, Toyo biasa aku memanggilnya. Dia baru saja sampai ke stasiun dan sepertinya sedang terburu-buru. Setelah ditanyakan, ternyata benar dia harus sampai ke kampus jam setengah delapan pagi. Wah, ini lebih parah lagi!!!
Lima belas menit kemudian, kami memutuskan untuk membeli karcis ekspress. Rasa penyesalan timbul di dalam hatiku karena rekor tidak pernah naik kereta ekspress selama kuliah di UI-ku terhenti pada hari ini. Selang beberapa menit, kereta ekonomi datang lalu disusul kereta ekspress yang kami tunggu-tunggu di belakangnya dengan jeda waktu sekitar satu menit. Kereta ekspress yang kami tumpangi baru bisa membalap kereta ekonomi tadi di stasiun pasar minggu. Di sini, aku merasakan sedikit kesenangan batin karena membalap kereta ekonomi tadi yang ditunggu-tunggu. Jam 8.15 waktu stasiun UI, aku baru bisa menjejakkan kaki kembali. Langsung saja, aku bergegas menuju fasilkom secepat kakiku melangkah. Dalam perjalanan ini, aku merasa kesal sekali. Kekesalan yang timbul bukan hanya karena tidak berhasil mempertahankan rekor tidak pernah naik kereta ekspress selama kuliah di UI, tetapi juga keterlambatan masuk kuliah. walaupun sampai lima belas menit lebih dahulu daripada kereta ekonomi jika dibandingkan berdasarkan pengalaman kemarin, namun yang namanya telat adalah telat, tidak peduli berapa lama waktunya.
Namun, dengan kejadian ini aku menjadi lebih bersikap hati-hati lagi untuk menjaga rekor-rekorku yang lain selama menjalani studi di UI.
Namun, apa daya ketika sampai di stasiun Tebet. Aku melihat jarum panjang stasiun setempat menunjuk ke angka 3. Ahhh, telaaatt!!! Teriak batinku. Untungnya di sana aku dipertemukan dengan seorang sahabat SMA, Rizky aku memanggilnya. Dengan senyum, dia bertanya padaku, "Kuliah jam berapa, Dim?" Pertanyaan yang biasa terlontarkan kepada mahasiswa untuk basa-basi. "Jam delapan", jawabku dengan ekspresi muka sedikit gelisah. "Telat nih, kereta ekonomi berikutnya datang jam delapan kurang dikit", aku menambahkan jawaban sebelumnya.
Dia mengusulkan untuk naik kereta ekspress, tapi aku masih berkelit hati untuk tetap naik kereta ekonomi. "Kita tunggu sampai jam setengah delapan lebih dikit, kalau kereta ekonomi belum lewat juga baru beli tiket ekspress", tandasku dengan sedikit rasa optimis mengingat pengalaman kemarin telatnya dua puluh menit kedatangan kereta ekonomi dari jadwal biasa jam setengah delapan lebih sedikit.
Menit-menit berlalu dengan perbincangan antara aku dan Rizky diselingi dengan pertanyaanku tentang waktu saat itu. Akhirnya waktu sudah menunjukkan jam 7.34, tapi kereta ekonomi belum menunjukkan kedatangannya. Petugas stasiun masih belum memberitahu keberadaan kereta yang ditunggu-tunggu tersebut. Seorang sahabat ikut bergabung dalam perbincangan kami, Toyo biasa aku memanggilnya. Dia baru saja sampai ke stasiun dan sepertinya sedang terburu-buru. Setelah ditanyakan, ternyata benar dia harus sampai ke kampus jam setengah delapan pagi. Wah, ini lebih parah lagi!!!
Lima belas menit kemudian, kami memutuskan untuk membeli karcis ekspress. Rasa penyesalan timbul di dalam hatiku karena rekor tidak pernah naik kereta ekspress selama kuliah di UI-ku terhenti pada hari ini. Selang beberapa menit, kereta ekonomi datang lalu disusul kereta ekspress yang kami tunggu-tunggu di belakangnya dengan jeda waktu sekitar satu menit. Kereta ekspress yang kami tumpangi baru bisa membalap kereta ekonomi tadi di stasiun pasar minggu. Di sini, aku merasakan sedikit kesenangan batin karena membalap kereta ekonomi tadi yang ditunggu-tunggu. Jam 8.15 waktu stasiun UI, aku baru bisa menjejakkan kaki kembali. Langsung saja, aku bergegas menuju fasilkom secepat kakiku melangkah. Dalam perjalanan ini, aku merasa kesal sekali. Kekesalan yang timbul bukan hanya karena tidak berhasil mempertahankan rekor tidak pernah naik kereta ekspress selama kuliah di UI, tetapi juga keterlambatan masuk kuliah. walaupun sampai lima belas menit lebih dahulu daripada kereta ekonomi jika dibandingkan berdasarkan pengalaman kemarin, namun yang namanya telat adalah telat, tidak peduli berapa lama waktunya.
Namun, dengan kejadian ini aku menjadi lebih bersikap hati-hati lagi untuk menjaga rekor-rekorku yang lain selama menjalani studi di UI.
5 comments:
brangkat dari rumah lebih pagi aj, dim.. biar ga perlu naik express lagi.. btw,, brangkat pagi" ada enaknya lho.. selain ga diburu waktu,, kereta juga ga rame" bgt kek yg jam 8 kurang dikit.. bahkan masi bisa duduk XD ehehehe..
Terima kasih atas sarannya...
Sekarang ini saya sudah menjalaninya sejak beberapa hari yang lalu.
Wah berarti rekor ente sudah ane kalahin dim..
Ane selama kuliah di UI belom pernah naek kereta ekspress ke kampus. hehehe...
btw, rekor2 yang laennya apaan aja Mas??
@berli:
hahaha, wong situ ngekost...
@ringo:
rekor belum pernah naik kereta ekspress dua kali selama kuliah di UI..:p(ngawur nih...)
yang pasti ada deh... tapi malu untuk dipublikasikan, karena sedang berusaha untuk mempertahankannya.
Post a Comment