Friday, January 11, 2008

[End]Matinya Hercules dan Xena

Kisah Sebelumnya...

***

Negeri di Awan, tak berwaktu.

Petir menggelegar. Awan menutupi cakrawala. Dewa-dewi dirundung dukacita mahahebat atas matinya Hercules dan Xena. Mereka sedih bukan kepalang – berhari-hari mengadakan upacara kematian, bernyanyi-nyanyi dalam kolam kepedihan. Mereka kecewa. Mereka menyesal, mengapa mengorbankan Hercules dan Xena. Mereka murka terhadap negeri yang membunuh putra-putri terbaik mereka. Mereka benci, teramat benci. Dendam berkobar di pusat mata….

Tanpa dikomando lagi, seluruh dewa-dewi berkumpul dengan pakaian perang. Masing-masing menciptakan pasukan perang (anjing, kucing, rajawali, kodok, heina, serigala, banteng, monyet, singa, harimau, gajah, buaya) lengkap dengan persenjataan ampuh.

Seketika angin berseliweran. Petir menyambar-nyambar. Ombak menggeram. Awan gulung-gemulung. Gunung-gunung berloncatan. Hujan menderas ganas. Semua bersatu dan berpacu dalam mission impossible: meluluhlantakkan negeri yang mereka sebut Negeri Jahanam!


***

Negeri tanpa peta, dalam hitungan burung hantu.

Bersamaan petir menggelegar dahsyat, langit mendadak gelap. Teramat gelap dengan awan bergulung hitam. Dari balik awan menyerbu jutaan kelelawar dan burung-burung gagak bersayap darah, memekik-mekik – berlelehan kutukan…

”Ssssrrrrrrrrrkkkkqqqqq….! Gggrrrrrrrrhhhhhsssssiiissss…..! Kkkrrrrrrraaaaaaakkkkkkggggghh….! Wweeeeerrrrrrrrrxxxxmmmmmmssss……!”

2 comments:

Anonymous said...

Wah dhiemas jadi cerpenis gini..
Cerita tentang Gatot Kaca kapan Dim??
Hehehe...

Dhiemaz RYS said...

Cerpenis??? Kayaknya masih jauh deh Ber...

Sebenarnya saya angkat cerpen "Matinya Hercules dan Xena" karya Maroeli Simbolon di blog karena makna dari cerpen ini yang tidak jauh dari keadaan bangsa kita ini.

Mengenai Gatot Kaca tunggu saja kehadirannya... Hahaha...