Thursday, October 23, 2008

Kapan Laki-laki Harus Berbohong?

Seorang laki-laki penjual minyak goreng keliling bernama JUMANTO, seperti biasa menjajakan dagangannya di tepian Sungai Citarum. "Nyak nyak minyaaak...", teriaknya. Di jalanan menurun tiba-tiba gerobaknya yang penuh dengan botol minyak tergelincir ke Sungai Citarum. Plung ...lap... tenggelamlah gerobak kesayangan nya itu. Huuu..huuu. . . menangislah dia..., "Harus kuberi makan apa istriku nanti ...huuu....". Tiba-tiba, seorang Malaikat yang baik hati muncul dan bertanya: "Hai JUMANTO ...? kenapa gerangankah sehingga engkau menangis begitu? (Ternyata, yang namanya JUMANTO ... tahu juga ya itu Malaikat :D).

"Oh, Malaikat... gerobak minyak goreng saya tergelincir ke sungai".

"Baiklah ... aku akan ambilkan untukmu". Tiba- tiba Malaikat itu menghilang dan muncul lagi dengan sebuah kereta kencana dari emas, penuh dengan botol dari intan.

"Inikah punyamu?", tanya Malaikat.

"Bukan, gerobakku tidak sebagus itu, mana mungkin penghasilan saya yang 200 ribu sebulan bisa beli kereta kencana? Itu pun sudah ditambah komisi penjualan yang cuma sedikit."

Malaikat itu pun menghilang lagi dan muncul dengan sebuah kereta perak dengan botol dari perunggu. "Inikah punyamu?", tanyanya.

"Bukan, hai Malaikat yang baik, punyaku cuma dari besi biasa. Botolnya juga botol biasa."

Lalu Malaikat itu pergi lagi dan kali ini kembali dengan gerobak dan botol Si JUMANTO.

"Inikah punyamu....?"

"Benar ya Malaikat. Terima kasih sekali engkau telah membantu yang lemah ini untuk mengambilkannya untukku."

Malaikat berkata, "Engkau jujur sekali, ya JUMANTO. Untuk itu sebagai hadiah dari kejujuranmu aku berikan semua kereta dan botol tadi untukmu...."

"Terima kasih ya Tuhan ... terima kasih ya Malaikat."

Sebulan kemudian, JUMANTO rafting bersama istrinya di sungai yang sama, naas tak dapat ditolak, malang tak bisa dihindari. Perahu karetnya terbalik dan istrinya terhanyut.

"Huuu, huuu, istriku, di mana engkau?", isaknya.

Tiba - tiba Malaikat pun muncul lagi. "Kenapa lagi engkau ya JUMANTO ?"

"Istri saya hanyut dan tenggelam di sungai, hai Malaikat.."

"Ohhh tenang ... aku akan ambilkan...."

"Plash..." Malaikat itu menghilang dan tiba-tiba muncul kembali sambil membawa Nafa Urbach, yang ada tato mawar di perutnya.

"Inikah istrimu?" tanya Malaikat.

"Betul, betul sekali ya Malaikat ... dialah istriku."

"Haaaaaaiiii JUMANTO!!" Malaikat membentak marah. "Sejak kapan kamu berani berbohong? Di manakah kejujuran kamu sekarang..?"

Sambil bergetar dan berjongkok, JUMANTO berkata, "Ya, Malaikat, kalau aku jujur, nanti engkau menghilang lagi dan membawa Bella Saphira, kalau kubilang lagi bukan, maka engkau akan menghilang lagi dan membawa Sandra Dewi , lalu kalau kubilang bukan juga engkau menghilang lagi dan membawa istriku yang sebenarnya, Lalu.. engkau akan bilang bahwa aku jujur sekali dan engkau akan memberikan ke empat-empatnya kepadaku."

"Buat membiayai hidup isteriku aja aku udah kerepotan ya Malaikat, apalagi NafaUrbah, Bella Saphira, aduh berat ya Malaikat..."

Malaikat pun termangu dan mengangguk - angguk. "Benar juga kamu ya..JUMANTO, kamu memang realistis..."

10 comments:

Anonymous said...

keren bos postingannya..

keep posting gan...:)

Anonymous said...

huakkakkakkka,,,
ngakak gw baca postingan ini mas,

siip...

Anonymous said...

Pengalaman pribadi ya???

BEratnya menafkahi 4 istri ^_^

Dhiemaz RYS said...

@agungfirmansyah

bukanlah... cukup satu saja...

Anonymous said...

Mantaph gan...

Keep posting gan!!!

Anonymous said...

ini orang pada gan-gan semua.... ikutan ah...
keep posting gan :p

~eh mas, link blog ane yg mustafakamal.biz dimasukin dunx... tapi yg di wodpress jangan diilangain ya....

Dhiemaz RYS said...

@Faruk
Insya Allah..

@Kamal
wah, kalo nambah satu bayar tuh...
hehehe...

Anonymous said...

kejujuran emang harus dijunjung tinggi.

hehe...

Ikhma said...

kirain kisah inspiratif, ternyata sangat inspiratif. hahhaahha, kocak kak. :D

~blogwalking

Dhiemaz RYS said...

@Ikhma
betul nih.. sangat menginspirasi saya...hehehehe..

~saya add link-nya ya..